SALAM SUKSES LUAR BIASA

Saturday, June 30, 2007

Memori dan Berfikir

Apa yang ditangkap oleh indera manusia (sensasi) kemudian diubah menjadi informasi (persepsi) selanjutnya disimpan dalam memori (ingatan). Memori adalah suatu sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakannya untuk membimbing perilakunya. Salah satu kelebihan manusia adalah pada kemampuannya menyimpan informasi yang sangat banyak, dalam jangka waktu yang lama dan dapat mengingatnya kembali.

Proses kerja memori melalui tiga tahap: (a) Perekaman; yakni informasi yang berasal dari persepsi dicatat melalui jaringan syaraf, (b) Penyimpanan; informasi itu disimpan dalam bentuk tertentu, di tempat tertentu dan dalam waktu tertentu. Informasi yang ada dalam memori bisa bertambah terns, bisa juga berkembang sendiri (c) Pemanggilan atau mengingat kembali; yakni informasi yang tersimpan itu dapat diingat lagi, baik sekedar terlintas atau memang sengaja di ingat-ingat secara detail karena informasi itu sedang diperlukan. Kapasitas memori tiap orang berbeda-beda, ada yang selalu ingat secara detail apa yang telah dialaminya puluhan tahun sebelumnya, ada yang cepat lupa, ada juga yang jika memorinya mencatat informasi baru maka informasi yang lama terlupakan. Mahasiswi Institut Ilmu Al Qur'an yang salah satu tugasnya adalah menghafal Al Qur'an, ada yang ketika hafal juz dua dan lulus ujian


hafalannya, maka juz pertama mulai terlupakan. Ketika hafal juz tiga dan lulus ujian hafalan juz tersebut, juz dua mulai terlupakan, begitulah seterusnya.
Berfikir adalah satu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti obyek dan peristiwa. Berfikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lamb ang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Berfikir merupakan proses keempat setelah sensasi, persepsi dan memori, yang mempengaruhi penafsiran terhadap stimuli. Dalam berfikir orang melibatkan sensasi, persepsi dan memori sekaligus.

Dalam kehidupan sehari-hari berfikir diperlukan untuk: (a) memecahkan masalah (problem solving), (b) untuk mengambil suatu keputusan (decision maker), dan (c) untuk melahirkan sesuatu yang baru (creativity). Dalam memecahkan masalah ada orang yang berfikirnya realistis, ada juga yang tidak realistis. Berfikir realistis, disebut juga nalar, dibedakan pada dua metode berfikir, yaitu deduktip dan induktip. Berfikir deduktip artinya mengambil kesimpulan khusus dari pengertian umum. Sebaliknya berfikir induktip itu dimulai dari pernyataan khusus untuk kemudian mengambil kesimpulan umum, atau mengambil kesimpulan umum dari pernyataan khusus.
Disamping kedua metode tersebut masih ada metode lain, yaitu metode berfikir evaluatif, yaitu berfikir kritis, memilah-milah masalah, membuat distingsi dan menilai apakah sesuatu itu baik atau tidak, tepat atau tidak.

Meskipun berfikir kritis dan penggunaan metode berfikir itu merupakan ciri intelektualitas seseorang, tetapi bukan berarti setiap orang intelek selalu berfikir logis. Dalam kehidupan keseharian terkadang berfikir logis malah menimbulkan kesulitan, sebaliknya dalam keadaan tertentu berfikir tidak logis terkadang lebih praktis dan lebih aman. Di atas tingkat berfikir logis dikenal apa yang disebut berfikir kreatif.

Untuk memecahkan masalah yang dilematis, diperlukan adanya cara berfikir kreatif (creative thinking). Berfikir kreatif adalah berfikir dengan menggunakan metode baru, konsep baru, penemuan barn, paradigma barn dan seni yang bare pula. Urgensi pemikiran kreatif bukan pada kebaruannya tetapi pada relevansinya dengan pemecahan

masalah. Karena kebaruan dan tidak konvensionalnya metode berfikir kreatif, maka orang yang kreatif sering tidak difahami oleh orang kebanyakan, dan tak jarang dianggap aneh atau gila (berfikir gila). Jika dihubungkan dengan tipologi kepemimpinan, ada pemimpin yang lahir pada zamannya dan tepat pada zamannya, ada juga pemimpin suatu zaman tetapi karena terlalu lama duduk di singgasana kepemimpinan sehingga menjadi kedaluwarsa, dan ada pemimpin yang lahir mendahului zamannya. Pemimpin tipe terakhir ini mempunyai fikiran-fikiran yang sangat kreatif sehingga tidak difahami oleh orang sezamannya. Sepeninggal pemimpin itu barulah orang faham bahwa fikiran-fikiran pemimpin yang kontrofersial itu sangat maju dan benar. Orang yang mampu berfikir kreatif pada umumnya memiliki ciri-ciri (a) memiliki kecerdasan diatas rata-rata, (b) memiliki sifat terbuka, dan (c) memiliki sikap yang bebas, otonom dan percaya diri.

Disamping berfikir dikenal juga bertafakkur. Menurut Asfihani, fikiran adalah potensi yang dapat menghubungkan konsep ilmu dengan obyek, sedangkan bertafakkur (merenung) adalah pengembaraan potensi itu mengikuti kapasitas akalnya. Dalam Al Qur'an, orang yang kapasitas akalnya kuat untuk bertafakkur secara benar disebut sebagai kelompok ulul albab (Q/2: 79 dan 197).

Orang yang berakhlak mulia, mempersepsi dan berfikir dipengaruhi oleh sikap konsistensi dalam hal kelurusan, apresiasi dan kontruktif. Oleh karena itu orang berakhlak tidak dipengaruhi buruk sangka dalam mempersepsi, dan berfikir kontruktif dalam berkreasi, serta adil proporsional dalam meluruskan sesuatu. Konsistensi ini akan meringankan fikiran, karena memorinya menyimpan informasi yang tersusun rapi, satu hal yang membuatnya tidak mengalami konflik batin.

Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Persepsi

Dalam membangun citra, citra individu maupun citra institusi, orang harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi, karena orang bukan hanya bisa keliru sensasi tetapi juga bisa keliru persepsi. Ketika orang mempersepsi kita sekurang-kurangnya ada dua hal yang mempengaruhi persepsinya, yaitu faktor situasional dan fak­tor personal.

Faktor situasional yang dapat mempengaruhi persepsi orang terhadap kita antara lain:
2.1. Cara menyebut sifat orang. Jika kita diperkenalkan sebagai orang yang sedikit ilmunya tetapi banyak amalnya, maka orang akan mempersepsi kita sebagai orang baik (positif), tetapi ketika orang memperkenalkan kita sebagai orang yang banyak amalnya tetapi sayang tidak berilmu, maka citra yang terbangun adalah negatif.
2.2. Jarak; jarak fisik, jarak keakraban, jarak sosial maupun jarak pemikiran. Orang yang bergaul akrab dengan ulama biasanya dipersepsi sebagai ahli agama, yang bergaul akrab dengan koruptor terkenal biasanya dipandang ikut kecipratan, yang banyak ber­hubungan dengan presiden biasanya diangap orang penting, orang yang sering berbicara Marxisme sering dipersepsi sebagai Komunis, dan sebagainya.

2.3. Gerakan tubuh. Berkacak pinggang atau membusungkan dada sering dipersepsi sebagai sombong, menundukkan kepala sering dipersepsi sebagai sopan atau rendah hati, mengangkat muka dipersepsi sebagai berani dan betopang dagu suka dipersepsi sebagai sedih.

2.4. Petunjuk Wajah. Wajah adalah cermin jiwa. Berseri-seri dipersepsi sebagai gembira atau ikhlas, kusut muka sebagai stress. Wajah memang bisa dibaca meski orang bisa tertipu oleh wajah manis hati serigala dan wajah garang hati lembut.
2.5. Cara mengucapkan lambang verbal. Perkataan manis yang diucapkan oleh orang marah bermakna lebih tajam dibanding kata­kata kasar yang diucapkan dengan wajah ceria.

2.6. Penampilan. Penampilan fisik, pakaian, kendaraan, rumah, bisa menggambarkan citra seseorang, tetapi bagi orang yang kredibilitas akhlaknya sudah teruji, penampilan fisik tidak akan merngubah citranya. Dalam hal orang yang sudah dikenal keluhuran akhlak­nya, orang akan melihat siapa yang memakai, bukan apa yang dipakai.

Adapun faktor personal yang mempengaruhi persepsi orang terhadap kita atau sebaliknya adalah pengalaman dan konsep diri. Bagi orang yang telah lama hidup bersama kita, jika dalam hidup kita konsisten dalam kebaikan, maka orang tidak akan percaya terhadap gossip negatip tentang kita. Sebaliknya jika dalam hidup kita yang panjang banyak perilaku buruk yang kita lakukan dan diketahui oleh banyak orang, maka orang tidak akan percaya ketika suatu hari kita berpenampilan sebagai orang 'alim.

Konsep diri juga sangat besar pengaruhnya dalam berkomunikasi. Konsep diri adalah pandangan dan perasaan orang terhadap diri sendiri. Konsep diri bisa bersifat psikis, fisik dan sosial. Orang yang konsep dirinya positif,1) ia tetap yakin dan percaya diri dalam berkomunikasi sehingga memperteguh citra baik yang telah dimilikinya, sebaliknya orang yang konsep dirinya negatip terlalu memperhitungkan respond orang sehingga kredibilitas dirinya justeru tidak nampak.

posted by : Mubarok institute

Psikologi Kata-Kata (1)

Orang bijak berkata; jangan lihat orangnya, tetapi perhatikan apa yang dikatakan. (undzur ma qala wala tandzur man qala) Nasehat ini merujuk pada seringnya kejadian dimana orang sering tertipu oleh hallo effect. Karena yang berkata orang penting maka kata-katanya sering dianggap penting. Karena yang berkata orang pinter maka kata-katanya sering dipastikan benar, padahal belum tentu benar. Sebaliknya kata-kata orang kecil sering tidak diperhatikan meskipun benar.

Di sisi lain terkadang terjadi seseorang berkata yang sebenarnya dan perkataanya memang benar, tetapi perkataan itu tidak difahami oleh orang lain bahkan terkadang disalah fahami. Di sisi lain lagi ada seseorang yang berbicara tentang hal-hal yang tidak ada isinya, tetapi enak didengarnya dan banyak orang betah berlama-lama dengannya. Ada kata-kata yang setelah kita dengar langsung lewat dari telinga kiri ke telinga kanan, tak sedikitpun tertinggal di hati kita, tetapi ada kata-kata yang sangat singkat tetapi begitu kita dengar langsung menancap di hati mempengaruhi perilaku kita untuk waktu yang sangat lama.

Syahdan , dikisahkan dalam kisah sufi, bahwa Ibrahim bin Adham, seorang raja muda (putera mahkota) di negeri Khurazan Asia Tengah, sedang duduk di kursi kerajaannya. Tiba-tiba terdengar suara berderak di atas loteng langit-langit istananya. Sebagai seorang raja muda, ia sangat terganggu oleh suara berisik itu, maka secara spontan ia berteriak; hai siapa diatas itu ? terdengar jawaban dari atas; saya baginda.. Dengan heran campur marah Ibrahim bertanya; sedang apa kau disitu ?. Terdengar jawaban; sedang mencari kudaku yang hilang baginda. Dengar amat marah Ibrahim berteriak; dasar bodoh kamu, kenapa kau mencari kuda di loteng, disitu bukan tempat mencari kuda, wahai dungu !!! Tanpa di duga terdengar jawaban dari atas; Demikian juga baginda, jika baginda sedang mencari Tuhan, kenapa duduk di kursi kerajaan ! Baginda berada di tempat yang salah.

Mendengar jawaban singkat yang amat tenang itu, Ibrahim bin Adham kemudian terdiam. Kata-kata asing dari langit-langit istananya itu sungguh menyentuh nuraninya; suaranya mantap, kalimatnya jelas dan logikanya sangat kuat, sehingga keseluruhan kata-kata itu menjadi sangat berwibawa dan menggelitik jiwanya.

Berhari-hari kemudian Ibrahim bin Adham duduk menyendiri, merenungkan makna kata-kata orang asing itu, sampai akhirnya ia mengambil keputusan untuk meninggalkan tahta kerajaannya untuk kemudian menempuh jalan sufi Dengan berpakaian sangat sederhana Putera Mahkota itu mengembara mencari Tuhannya. Dua puluh tahun kemudian Ibrahim bin Adham dikenal sebagai ulama besar yang bermukim di Makkah dan menjadi rujukan utama ilmu tasauf.

Kisah tersebut menjadi contoh betapa kata-kata tertentu mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam mengubah perilaku manusia, dan betapa suatu logika mempunyai peran yang sangat besar dalam pengambilan keputusan, dan betapa paduan suara, kata-kata dan logika mempunyai daya panggil yang sangat kuat dan berwibawa terhadap seseorang.

Psikologi Kata-Kata (2)

Ternyata kata-kata disamping mempunyai kekuatan positip juga dapat menyebabkan timbulnya kebencian, iri hati, dengki dan salah faham. Tak jarang kata-kata singkat dapat memicu terjadinya pertumpahan darah diantara dua orang, atau bahkan peperangan besar diantara dua bangsa.

Dalam berkomunikasi interpersonal, kekuatan kata-kata (atau tulisan) yang dapat menjadi stimuli yang merangsang respond orang terletak pada jenis-jenis kekuatan sebagai berikut;

1. Keindahan bahasa, seperti bait-bait syair atau puisi. Syair Iqbal sangat besar kekuatannya hingga dapat menggerakkan sebagian penduduk India untuk membangun bangsa sendiri dan Negara sendiri, yaitu Pakistan. Pakistan adalah Negara yang lahirnya digerakkan oleh puisi Iqbal.

2. Kejelasan informasi. Informasi yang sangat jelas mempunyai kekuatan yang sangat besar yang dapat menggerakkan orang banyak untuk secara spontan melakukan sesuatu; mendukung, menolak, atau lari. Informasi yang jelas tentang akan terjadinya tsunami misalnya, akan membuat orang secara spontan lari meninggalkan tempat tinggalnya.

3. Logika yang sangat kuat. Hal yang sangat logis dapat mendorong orang untuk mengambil keputusan yang sangat berani, meski mungkin harus menghadapi resiko berat.

4. Intonasi suara.. Suara berat, suara lembut, suara lantang, masing-masing mengandung kekuatan, sesuai dengan ketepatan timing. Suara berat cocok untuk teguran, suara lembut cocok untuk nasehat atau ungkapan cinta dan suara lantang cocok untuk agitasi. Bahkan sesungguhnya setiap huruf mempunyai power tertentu. Huruf sin, ha dan kho (Arab) mempunyai power spiritual, oleh karena itu kalimat doa dan wirid banyak menggunakan huruf itu, misalnya Bismillah, subhanalloh, alhamdu lillah, La ilaha illalloh. Dukun pun dalam mensugesti korban banyak menggunakan huruf ha, hahaha, hihihihi, huhuhuhu

5. Memberi harapan. Kata-kata yang memberi motivasi kepada orang yang sedang putus asa mengandung kekuatan yang luar biasa. . Dalam keadaan terjepit, kata-kata; Tuhan akan menolong kita, Tuhan tidak tidur, Tuhan Maha Adil, bisa menggerakkan kekuatan untuk bertahan karena terbitnya harapan jalan keluar.

6. Memberi peringatan. Dalam keadaan bimbang dan bingung, kata-kata yang berisi peringatan dapat menyadarkan kembali posisi dan memantapkan tekad.

7. Ungkapan penuh ibarat. Kata-kata semisal ; Tidak ada gelap yang selamanya atau habis gelap terbit terang, atau dibalik kesulitan ada kemudahan, atau tiada gading yang tak retak, atau setiap yang hidup pasti akan mati dan sebangsanya mempunyai kekuatan yang sangat dahsyat pada saat-saat yang tepat.

Secara psikologis, bahasa mempunyai peran yang sangat besar dalam mengendalikan perilaku manusia. Bahasa ibarat remote control yang dapat menyetel manusia menjadi tertawa, sedih, menangis, lunglai, semangat dan sebagainya. Bahasa juga dapat digunakan untuk memasukkan gagasan-gagasan ke dalam pikiran manusia.. Perbedaan struktur kata-kata juga mempunyai perbedaan efek psikologis. Misalnya seorang guru diperkenalkan dengan kata-kata; pak guru ini meski ilmunya sedikit tetapi mengajarnya enak difahami, berbeda dampak psikologinya jika diperkenalkan dengan kata-kata; pak guru ini ngajarnya enak sih, tapi ilmunya sedikit. Atau kalimat; Pak Gubernur itu orangnya lambat, tapi sangat hati-hati, berbeda dengan kalimat; pak Gubernur itu sangat hati-hati tapi lambat.

Tugas Hidup

Hanya manusia yang sering merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu; untuk menyelamatkan orang lain dari bencana, merasa terpanggil untuk menyelamatkan bangsa, dan panggilan-panggilan lain yang bernuansa perjuangan dan pengorbanan. Ternyata orang juga jarang merumuskan apa tugasnya dalam hidup, kecuali tugas yang memang sudah menghadang di depan mata. Sedangkan rumusan tugas sebagai konsep hidup jarang yang merasa harus merumuskannya. Inilah yang menyebabkan ada pejuang yang tersesat. Awalnya seseorang merasa terpanggil untuk menyelamatkan orang banyak dari kesulitan, tetapi setelah berhasil dan ia diangkat menjadi pemimpin dan menikmati fasilitas sebagai pemimpin, konsep tugasnya menjadi kabur. Pejuang yang semula tulus bertugas membela orang lain itu akhirnya tersesat menjadi bekerja keras mempertahankan kedudukannya demi untuk diri sendiri, meski masih dibungkus demi rakyat atau demi kemanusiaan, tetapi hati dan nuraninya tidak bisa berbohong bahwa ia tidak sedang memperjuangkan orang lain.

Konsistensi terhadap panggilan tugas biasanya teruji ketika harus berkorban, atau menghadapi keadaan yang sangat sulit, atau ketika harus berpisah dengan fasilitas yang menyenangkan.

Rumusan tugas hidup juga bisa dibuat oleh manusia berdasarkan citarasanya sebagai manusia yang hidup di tengah realita obyektipnya, oleh karena itu rumusan tugas hidup yang dibuat tidak sama, bergantung kepada kemampuan memahami siapa dirinya dihubungkan dengan realitas yang dihadapi.

Menurut ajaran Islam, tugas hidup manusia, sepanjang hidupnya hanya satu tugas, yaitu menyembah kepada Tuhan Sang Pencipta, atau dalam bahasa harian disebut ibadah. Disebutkan dalam al Qur’an bahwa tidaklah Tuhan menciptakan manusia dan jin kecuali untuk menyembah kepada Nya, wama khalaqtu al jinna wa al insa illa liya`budun. Menjalankan ibadah bukanlah tujuan hidup manusia, tetapi tugas yang harus dikerjakan sepanjang hidupnya. Ibadah mengandung arti menyadari dirinya kecil tak berarti, meyakini kekuasaan Yang amat Besar dari Tuhan Sang Pencipta, dan disiplin dalam kepatuhan kepada Nya. Oleh karena itu orang yang menjalankan ibadah mestilah rendah hati, tidak sombong dan disiplin. Itulah etos ibadah. Ibadah ada yang bersifat mahdlah atau murni, yakni ibadah yang hanya satu dimensi, yaitu dimensi vertikal, patuh tunduk kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti salat dan puasa, ada ibadah yang bersifat material-sosial seperti zakat dan sadaqah, ada ibadah yang bersifat fisik, material dan sosial seperti ibadah haji. Ibadah juga terbagi menjadi dua klassifikasi, ibadah khusus dan ibadah umum. Ibadah khusus adalah ritual yang bersifat baku dan ketentuannya langsung dari wahyu atau dari Nabi, sedangkan ibadah umum adalah semua perbuatan baik yang dikerjakan dengan niat baik (niat ibadah) dan dilakukan dengan cara yang baik.

Berbisnis yang dikerjakan dengan cara benar dan niat benar merupakan amal ibadah, bahkan oleh Nabi disebut sebagai sebaik-baik pekerjaan, karena inti berbisnis adalah membantu mendekatkan orang lain dari kebutuhannya. Menuntut ilmu adalah ibadah yang sangat besar nilainya, asal dilakukan dengan niat baik dan dengan cara yang baik. Bahkan menunaikan syahwat seksual yang dilakukan dengan halal (suami isteri) dan dilakukan dengan cara baik (ma`ruf) adalah ibadah. Dengan demikian kita dapat menjalankan tugas ibadah dalam semua aspek kehidupan kita, sesuai dengan bakat, minat dan professi kita. Perbedaan pandangan hidup akan membuat perbedaan nilai dan perbedaan persepsi. Orang yang tidak mengenal ibadah, mungkin sangat sibuk dan lelah mengerjakan tugas-sehari-hari, tetapi nilainya nol secara vertikal, sementara orang yang mengenal ibadah, mungkin sama kesibukannya, tetapi cara pandangnya berbeda, dan berbeda pula dalam mensikapi kesibukan, maka secara psikologis ia tidak merasa lelah karena merasa sedang beribadah.

Fungsi Hidup

Tuhan menciptakan alam semesta dan menentukan fungsi-fungsi dari setiap elemen alam ini. Mata hari punya fungsi, bumi punya fungsi, udara punya fungsi, begitulah seterusnya; bintang-bintang, awan, api, air, tumbuh-tumbuhan dan seterusnya hingga makhluk yang paling kecil masing-masing memiliki fungsi dalam kehidupan. Pertanyaan kita adalah apa sebenarnya fungsi manusia dalam pentas kehidupan ini, apakah sama fungsinya dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan ? atau mempunyai fungsi yang lebih istimewa ?

Bagi seorang atheis, manusia tak lebih dari fenomena alam seperti makhluk yang lain, oleh karena itu manusia menurut mereka hadir di muka bumi secara alamiah dan akan hilang secara alamiah. Apa yang dialami manusia, seperti peperangan dan bencana alam yang menyebabkan banyak orang mati , adalah tak lebih sebagai peristiwa alam yang tidak perlu diambil pelajaran atau dihubungkan dengan kejahatan dan dosa, karena dibalik kehidupan ini tidak ada apa-apa, tidak ada Tuhan yang mengatur, tidak ada sorga atau neraka , seluruh kehidupan adalah peristiwa alam. Bagi orang atheis fungsi manusia tak berbeda dengan fungsi hewan atau tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai bagian dari alam.

Bagi orang yang menganut faham sekuler, manusia adalah pemilik alam yang boleh mengunakannya sesuai dengan keperluan. Manusia berhak mengatur tata kehidupan di dunia ini sesuai dengan apa yang dipandang perlu, dipandang baik dan masuk akal karena manusia memiliki akal yang bisa mengatur diri sendiri dan memutuskan apa yang dipandang perlu. Mungkin dunia dan manusia diciptakan oleh Tuhan, tetapi kehidupan dunia adalah urusan manusia, yang tidak perlu dicampuri oleh agama. Agama adalah urusan indifidu setiap orang yang tidak perlu dicampuri oleh orang ain apa lagi oleh negara.

Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi. Sebagai hamba Alah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan, oleh karena itu tugasnya hanya menyembah kepada Nya dan berpasrah diri kepada Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha besar maka manusia sebagai wakil Nya di muka bumi memiliki tanggungjawab dan otoritas yang sangat besar . Sebagai khalifah, manusia diberi tangungjawab pengelolaan alam semesta untuk kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu manusia dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, hati nurani, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.

Friday, June 15, 2007

ISLAM DI AFRIKA


I. SEJARAH PENYEBARAN


Islam memasuki daratan Afrika dimulai sejak pemerintahan Khalifah Umar bin Khatthab menguasai Mesir. Kemudian, pada pemerintahan Usman bin Affan, tepatnya pada 35 H, perluasan kekuasaan Islam sampai ke Tripoli, bahkan mencapai beberapa kawasan Tunisia.

Proses perluasan wilayah kekuasaan wilayah Islam sempat berhenti berkenaan dengan terbunuhnya Khalifah Utsman pada 36 H. Pada saat Muawiyah bin Abi Sofyan berkuasa penuh di Damaskus, reorganisasi pemerintahan terus diupayakan, termasuk kelanjutan perluasan wilayah kekuasaan Islam di daratan tanah Maghribi. Dengan diangkatnya Amr bin Ash sebagai gubernur Mesir, kebijaksanaan memperluas wilayah kekuasaan Islam dihimpun kembali. Pada 50 H, sebuah kawasan (yang akhirnya dikenal dengan nama Qairawan) yang terletak di wilayah Afrika Utara dapat dikuasai oleh kaum Muslimin di bawah pimpinan Uqbah bin Nafi. Qairawan terletak sekitar 156 km dari ibu kota Tunisia. Kata "Qairawan" berasal dari bahasa Persia yang diserap ke dalam bahasa Arab, berarti "tempat penyimpanan peluru", "tempat turunnya pasukan tentara", "waktu istirahat kafilah" atau "tempat perkumpulan orang pada waktu perang."

Pemilihan lokasi kota Qairawan dilakukan oleh Uqbah bin Nafi atas pertimbangan strategis. Suatu ketika, ia pernah berkata kepada sahabat-sahabatnya, "Penduduk negeri ini tidak memiliki moral yang jelas. Bila mendapat tekanan pedang (senjata), mereka akan memeluk Islam, tetapi bila umat Islam pergi, mereka kembali ke tradisi dan memeluk agama lamanya. Saya tidak melihat perlunya umat Islam tinggal bersama mereka. Saya justru berpendapat perlu membangun sebuah kota yang akan menjadi tempat tinggal umat Islam penduduk setempat." Para sahabat itu pun membenarkan pendapatnya.

Dibangunnya kota Qairawan merupakan permulaan sejarah peradaban Islam di Arab Magribi. Qairawan pernah memainkan dua peran dalam satu waktu: perang dan dakwah. Dari kota itu pasukan tentara Islam keluar melakukan penaklukan dan pembebasan, sementara para fuqaha menyebar ke pelosok negeri untuk mengajarkan bahasa Arab dan agama Islam. Di Qairawanlah, Uqbah bin Nafi membangun tempat pemukiman baru bagi kaum Muslimin, bahkan kawasan tersebut kemudian dijadikan sebuah garnisun yang sekaligus berfungsi sebagai pusat kegiatan administrasi pemerintahan, pertahanan dan kegiatan keagamaan. Setelah keadaan terkuasai sepenuhnya serta mendapat dukungan dari kalangan luas pada 50 H, Uqbah membangun masjid yang kini terkenal dengan sebutan Masjid Qairawan. Masjid Qairawan memainkan peranan penting dalam bidang pendidikan. Selama abad kedua dan ketiga Hijrah, Qairawan bahkan dianggap sebagai salah satu dari tiga pusat ilmu ke agamaan di samping Mekkah dan Madinah.

Salah satu bentuk perhatian Uqbah bin Nafi terhadap kota Kaerawan adalah apa yang dilakukannya setelah selesai membangun kota itu. Ketika itu ia mengumpulkan sahabat-sahabat dan tentara-tentara yang ikut bersamanya di kamp- kamp untuk diajak mengelilingi kota Kaerawan. Lalu ia berdoa, "Ya Allah! Penuhilah kota ini dengan ilmu dan fikih. Ramaikanlah dengan orang-orang yang taat dan beribadah kepada-Mu. Jadikanlah kota ini sebagai kebanggaan agama-Mu dan kehinaan bagi orang yang ingkar kepada-Mu. Tinggikanlah Islam dengan kota ini."

Ketika menyaksikan Uqbah bin Nafi membangun sendiri pondasi kota Kaerawan, penduduk Barbar merasa kagum dengan pribadi keagamaan dan mental pengorbanannya demi Islam. Sikap kagum mereka itu membawa dampak positif yang ditandai dengan datangnya sejumlah besar penduduk kepada Uqbah untuk menyatakan keislaman dan bergabung ke dalam pasukan tentara Islam. Selain itu, dari segi religius, kota Kaerawan mempunyai tempat tersendiri di hati umat Islam setempat. Mereka menganggap Kaerawan sebagai kota suci yang tidak boleh dimasuki kecuali oleh umat Islam.

Kegiatan ilmiah para ulama kenamaan Qairawan seperti As’ad bin Al-Furrat dan Sahnun di selenggarakan di Masjid Qairawan, dan hingga kini masjid tersebut tetap tetap dianggap sebagai pusat dan simbol keagamaan di Tunisia, kendati tidak lagi dianggap sebagai “tempat suci” pada zamannya.

Bermula dari Qairawanlah, cahaya Islam segera dipancar luaskan untuk menerangi kawasan-kawasan lainnya yang ada di Afrika. Terlebih setelah diangkatnya Musa bin Nushair sebagai kepala pemerinthan Ifrikiyah pada 85 H. Dalam tempo kurang dari sepuluh tahun, Islam telah berjaya di seluruh daratan Afrika. Masjid Zaitun di Tunisia didirikan pada awal abad VIII Masehi, dan menjadi pusat pengajaran dan kegiatan Ilmiah sehingga dari masjid itulah gelombang ke ilmuan memancar ke berbagai penjuru Afrika.


II. MASA KEJAYAAN



Kejayaan Islam di dataran Afrika pada umumnya dapat di bagi pada Empat zaman keemasan, yaitu, masa Dinasti Murabithun, Dinasti Muwahidun, Dinasti Fatimiyah dan Dinasti Mamluk. Di masa kemajuan, keempat dinasti besar ini mempunyai kejayaan masing-masing, terutama dalam bentuk perluasan wilayah, literatur dan arsitek.



1. Dinasti Murabithun


Al-Murabithun atau al-Murawiyah (448-541) berkuasa di Maroko dan Spanyol yang didirikan oleh Abdullah bin Yasin (1056-1059 M), Abu Bakar bin Umar (1059-1061 M), Yusuf bin Tasyfin (1061-1107 M), Ali bin Yusuf (1107-1143 M), Ibrahim bin Tasyfin (1143-1145 M) dan Ishaq bin Tasyfin (1145-1147 M).

Namun kemajuan dan kejayaan yang dicapai oleh Al-Murabithah ialah ketika gerakan itu dipimpin oleh Yusuf bin Tasyfin sejak tahun 453-498 H (1061-1106 M). Yusuf menjadi satu-satunya penguasa Al-Murabithah yang merupakan Daulah Barbar pertama yang mampu menguasai sebagian besar daratan Afrika Utara bagian Barat. Namun, di lain pihak, masa tersebut sedang terjadi reconguista Kristen. Pemimpin Kristen yang berkuasa ketika itu adalah Alfonso IV yang memerintah Leon dan Castile. Tepatnya pada tahun 1086 M, M Yusuf bin Tasyfin dan bala tentaranya menelusuri Spanyol bagian selatan untuk memerangi Alfonso IV. Dalam pertempuran di Zallaga dekat Badajoz, Yusuf mampu mengalahkan tentara Castile dan Alfonso tewas dalam pertempuran tersebut. Namun, Yusuf merasa kecewa, karena tidak sekaligus dapat menguasai Badajoz bahkan Toledo pun masih dalam kekuasaan orang-orang Kristen. Kemenangan ini adalah merupakan titik awal penaklukanny0061 di Spanyol. Sejak saat itu Yusuf bin Tasyfin memakai gelar amir al-mukminin, walaupun masih tetap mengakui kekhalifahan Bani Abbas di Bagdad.

Pada Tahun 1090 M, Yusuf bin Tasyfin beserta tentaranya kembali ke Andalusia. Serangan pertama dilakukan ke Aledo markas tentara Castile sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama, Aledo dapat dikuasai. Kedatangannya untuk yang kedua kalinya ke Andalusia membuat Yusuf bin Tasyfin sadar bahwa kelemahan politik dan keruntuhan moral rakyat Al-Mu’tamid (Raja Sevilla), mengharuskan Al-Murabithah menguasai Andalusia. Yusuf bin Tasyfin kemudian meminta kepada para Ulama di Granada dan Malaga untuk mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa penguasa Muslim di Andalusia tidak cakap dalam menjalankan pemerintahan karena telah menyeleweng dari ajaran Alquran. Fatwa itu ternyata mendapat dukungan dari para ulma Timur, termasuk ulama yang sangat terkenal bernama Al-Gazali. Fatwa tersebut dijadikan dasar oleh Yusu bin Tasyfin untuk menguasai Andalusia dan para penguasa yang tidak bersedia wilayahnya dikuasai Al-Murabithah, maka akan di perangi. Ternyata tekad Yusuf tidak hanya menghapuskan kekuasaan Kristen dan raja-raja kecil Muslim di Spanyol, tetapi ia bermaksud agar Spanyol menjadi bagian dari kekuasaan Al-Murabithah di daratan Afrika Utara.

Hal ini terbukti pada tahun 1090 M Granada dikuasai tanpa peperangan. Kemudian pada tahun selanjutnya Cordova dapat dikuasainya dan menjadikannya ibu kota kedua disamping Maroko yang berkedudukan di Afrika Utara. Selanjutnya seluruh wilayah di Spanyol selatan dapat di taklukkan, dari sini kemudian ia terus kewilayah Spanyol Utara hingga pada akhirnya pada tahun 1094 M kota Badajoz dapat dikuasainya. Pada tahun 1095 M giliran Sevilla dikuasainya, bahkan Al-Mu’tamid bin Abbad ditangkap, kemudian di buang ke Afrika Utara. Upaya penaklukan tidak berhenti disini, tetapi terus dilaklukan dengan kemenangan demi kemenangan hingga pada tahun 1102 M Valensia dapat direbut. Pada tahun 1107 M Saragosa pun akhirnya ditaklukkan.

Kemajuan yang dicapai Al-Murabithah di bawah pimpinan Yusuf bin Tasyfin selain perluasan wilayah, juga dalam bidang kebudayaan, perekonomian dan perdagangan serta kesusastraan.


2. Dinasti Muwahidun


Al-Muwahhidun berdiri di Maroko dan Spanyol tahun 1130-1269 M sebagai protes atas mazhab Maliki yang kaku. Pendirinya ialah al-Mahdi ibnu Tumart merupakan orang Barbar yang berlaku zuhd serta menerima kesetiaan dari suku Masmudah dan beribu kota di Marakesy yang didirikan oleh dinasti al-Murabithun. Para pengikut ibnu Tumart memanggilnya dengan Al-Mahdi karena ia di anggap sebagai imam yang ditunggu, menurut tradisi Syi’ah dan menisbahkan keturunan Nabi SAW. melalui dinasti Idrisiyah yang telah berkuasa di wilayah itu sebelumya. Dinamakan al-Muwahidun karena mereka menganggap yang paling mengesakan Allah di antara umat Islam yang lain, dan ajaran tauhid atau ke-Maha Esa-an Allah itulah yang diutamakan diajarkan kepada para pengikutnya oleh ibnu Tumart.

Dari Afrika Utara mereka melangkah ke Spanyol dan menguasai wilayh-wilayah Muslim yang berpusat di Seville di bawah Abdul Mu’min, disamping menaklukkan Tunis dan Tripoli di Afrika Utara. Di masanya wilayah tersebut menjadi kuat dan makmur, kekuasaan mereka yang luas itu ingin di perluas lagi hingga menjangkau Mesir di bawah Fatimiyah yang sudah mulai lemah, namun maksudnya itu tidak tercapai.

Berbagai kemajuan yang telah dicapai oleh Daulah Al-Muwahhidun diantaranya adalah sebagai berikut :

  1. Dalam bidang politik, telah mampu menguasai wilayah kepulauan Atlantik sampai ke daerah teluk Gabes di Mesir dan Andalusia.
  2. Dalam bidang ekonomi, mereka telah berhasil menjalin hubungan perdagangan dengan beberapa daerah di İtalia, seperti perjanjian perdagangan dengan Pisa pada tahun 1154 M, Marseie, Voince dan Sycilia pada tahun 1157 M yang berisikan ketentuan tentang perdagangan, izin mendirikan gudang, kantor. Loji dan bentuk-bentuk pemungutan pajak.
  3. Dalam bidang arsitektur, mereka banyak menghasilkan karya-karya dalam bentuk monumen, seperti Giralda, menara pada masjid Jami Sevilla, Bab Aguwnaou dan Al-Kutubiyah, menara yang sangat megah di Marakiyah serta menara Hasan di Rabbath.
  4. Dalam bidang ilmu pengetahuan dan filsafat, banyak melahirkan orang-orang terkenal, seperti: Ibrahim bin Malik bin Mulkun, seorang pakar Alquran dan ilmu Nahwu. Al-Hafidz Abu Bakar bin Al-Jad, seorang ahli fiqh. Ibnu Al-Zuhr, seorang ahli kedokteran. Ibnu Tufail dan Ibnu Rusyd adalah filusuf Muslim yang sangat terkenal.

3. Dinasti Fatimiyah


Dinasti Fatimiyah berdiri tahun 909-1171 M semula Diafrika Utara, kemudian di Mesir dan Syria. Dinasti ini beraliran Syi’ah Isma’ıliyah, dan pendirinya, yakni Ubaidillah al-Mahdi yang datang dari Syria ke Afrika Utara menisbahkan nasabnya hingga Fatimah binti Rasulullah SAW., istri Ali bin Abi Thalib. Oleh karenana dinamakan dinasti Fatimiyah, walaupun kalangan Sunni meragukan asal-usulnya sehingga mereka menamakannya al-Ubaidiyyun sebagai ganti dari Fatimiyyun. Ubaidillah dapat mengalahkan para penguasa di Afrika Utara, yakni Aglabiyah dan Aljazair, Rustamiyah yang Khawarij di Tahart, dan Idrisiyah di Fez. Pusat pemerintahannya pertama kali ialah di al-Mahdiyah, sekitar Qairawan, dan mengembangkan sayapnya disamping ke barat juga ke timur, serta menguasai Mesir. Di negeri itulah mereka mendirikan kota baru yang bernama Kairo, Al-Qahirah, berarti yang berjaya, atas prakarsa panglima perangnya Jauhar as-Siqili (as-Saqili), seorang keturunan dari pulau Sicilia di Laut Tengah yang pernah dikuasai oleh Islam, kemudian menundukkan Paletina dan Syria.

Kemajuan Daulah Fatimiyah tercapai pada masa kekhalifahan Al-Aziz yang bijaksana di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pemerintahan, bentuk pemerintahan pada masa ini dianggap sebagai pola baru dalam sejarah Mesir. Dalam pelaksanaannya Khalifah adalah kepala yang bersifat temporal dan spiritual. Pengangkatan dan pemecatan pejabat tinggi berada di bawah kontrol kekuasaan khalifah.

2. Filsafat, Dalam menyebarkan tentang ke-Syiah-annya, Dinasti Fatimiyah banyak menggunakan filsafat Yunani yang mereka kembangkan dari pendapat-pendapat Plato, Aristoteles dan ahli-ahli filsafat lainnya.

3. Keilmuan dan Kesusastraan, seorang ilmuan yang paling terkenal pada masa Fatimiya adalah Yakub ibnu Killis. İa berhasil membangun akademi-akademi keilmuan yang menghabiskan ribuan dinar per bulannya.

4. Ekonomi dan Sosial, dibawah Dinasti Fatimiyah, Mesir mengalami kemakmuran ekonomi dan vitalitas kultural yang mengungguli İrak dan daerah-daerah lainnya. Hubungan dagang dengan Dunia non-Islam dibina dengan baik, termasuk dengan India dan negeri-negeri Mediterania yang beragama Kristen. Disamping itu, dari Mesir ini dihasilkan produk industri dan seni Islam yang terbaik. Dalam hubungan sosial para Khalifah sangat dermawan dan sangat memperhatikan warga mereka yang non-Muslim. Di bawah pemerintahannya, orang-orang Kristen diperlakukan dengan baik, apalagi pada masa Al-Aziz. İa adalah seorang khalifah Fatimiyah yang sangat menghargai orang-orang non-Muslim. Orang-orang Sunni pun menikmati kebebasan bernegara yang dilasanakan khalifah-khalifah Fatimiyah sehingga banyak di antara da’i-da’i Sunni yang belajar di Al-Azhar


4. Dinasti Mamluk


Dinasti Mamluk di Mesir adalah dinasti terakhir di Dunia Arab untuk abad pertengahan (1250-1800 M). Mamluk atau mamlik (jamak), secara harfiah berarti budak-budak yang dimiliki. Mereka adalah orang-orang Turki yang direkrut oleh Ayyubiyah di masa al-Malik as-Salih Najmuddin. Mereka terdiri dari dua kelompok, yakni Mamluk Bahri dan Mamluk Buruj. Yang pertama adalah karena tempat tinggal mereka di Pulau ar-Raudah yang terletak seakan di laut (Arab, bahr), yang ada disungai Nil, dan yang kedua adalah karena mereka menempati benteng (Arab, burj) di Kairo. Kaum Bahri berasal dari Qipchaq, Rusia Selatan, yang merupakan percampuran antara Mongol dan Kurdi, sedangkan Buruj adalah orang-orang Circassia dari Caucasus.

Dinasti Mamluk berjaya dalam menghadapi ekspansi Mongol ke arah barat. Pasukan dari timur yang telah membumihanguskan Bagdad itu dipukul oleh Mamluk di bawah pimpinannya, Qutuz dan Baybars di ‘Ain Jalut tahun 1260 M. Mamluk juga dihormati oleh dunia Islam saat itu karena berhasil menghalau tentara salib dari pantai Syro-Palestina, untuk kemudian mengembangkan kekuasaannya ke barat hingga Cyrenaica, ke utara gunung Taurus, Mubia dan Massawa dan ke selatan melindungi kota-kota suci di Arabia.

Kemajuan/kejayaan yang dicapai pada Dinasti Mamluk dicapai pada masa pemerintahan sultan Baybar (1260-1277 M). Atas kejayaan yang dicapai pada masa Baybar ini sehingga Philip K. Hitti (sejarawan) menyebut Baybar Al-Bunduk sebagai pembangun hakiki Dinasti Mamluk dan sultan yang terbesar. Diantara kemajuan yang dicapai adalah sebagai berikut.

  1. Bidang Kemiliteran dan Perintahan. Dalam rangka menangkis ancaman dari dalam dan luar negeri, Baybar secara sungguh-sungguh melakukan konsolidasi di bidang kemiliteran dan pemerintahan. Kaum elit militer ditempatkan pada kelompok politik elit dan jabatan-jabatan penting dipegang oleh anggota militer yang berprestasi. İa mengetahui benar bahwa masyarakatnya yang mayoritas Sunni menginginkan kesultanannya mendapat pengesahan keagamaan dari khalifah. Untuk itu, ia melakukan bai’at terhadap Al-Muntasir, khalifah keturunan Abbas yang berhasil melarikan diri ke Syria ketika Khulagu menghancurkan Bagdad.
  2. Bidang Ekonomi. Kemajuan dalam bidang ekonomi yang dicapai oleh Dinasti Mamluk lebih besar diperoleh dari sektor perdagangan dan pertanian. Disektor perdagangan, pemerintah Dinasti Mamluk memperluas hubungan dengan yang telah dibina sejak masa Fatimiyah misalnya, dengan membuka dagang dengan İtalia dan Prancis. Untuk mendukung kelancaran sektor ini Dinasti Mamluk memperbaiki sarana transportasi untuk memperlancar perjalanan pedagang-pedagang terutama antara Kairo dan Damaskus. Dalam sektor pertanian, pemerintah mengambil kebijaksanaan pasar bebas kepada petani. Artinya, petani diberi kebebasan untuk memasarkan sendiri hasil pertaniannya.
  3. Bidang İlmu Pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa ini antara lain sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama.
  4. Bidang Arsitektur. Devisa negara yang melimpah pada masa Dinasti Mamluk memungkinkan mereka untuk mendirikan bangunan-bangunan yang megah dan indah. Sejak masa pemerintahan Qolawun (1293-1294 M), sultan-sultan Mamluk telah terbiasa memperindah dan memperkuat bangunannya dengan batu-batu benteng, batu kapur dan batu api yang diambil dari dataran tinggi Mesir.

NEGARA-NEGARA İSLAM (DI AFRIKA)


Tunisia


Republik Tunisia (bahasa Arab: الجمهرية التونسية) adalah sebuah negara Arab Muslim di Afrika Utara, tepatnya di pesisir Laut Tengah. Tunisia berbatasan dengan Aljazair di sebelah barat, dan Libya di selatan dan timur. Di antara negara-negara yang terletak di rangkaian Pegunungan Atlas, wilayah Tunisia termasuk yang paling timur dan terkecil. 40% wilayah Tunisia berupa padang pasir Sahara, sisanya tanah subur.

Sungguh eksotik. Perpaduan budaya beberapa bangsa di dunia telah membuat Tunisia sedikit berbeda dengan bangsa-bangsa di sekitarnya. Warna lain begitu kental memengaruhi kehidupan negara ini sehingga membuatnya sedikit berbeda dengan negara Arab lainnya di Afrika Utara.

Perpaduan berbagai budaya berbeda tersebut paling tidak terlihat dari banyaknya peninggalan peradaban masa lampau di berbagai kawasan di negara dengan luas 164.150 kilometer persegi itu. Kuatnya pengaruh budaya asing di negara berpenduduk sekitar 10 juta itu saat ini adalah pemakaian bahasa Perancis sebagai bahasa kedua sehari-hari selain bahasa Arab.

Peninggalan sejarah lain di Tunisia yang dapat disaksikan tentu saja tentang perjalanan penyebaran agama Islam di Afrika itu sendiri. Selain di kawasan kota tua Medina, lokasi penting lain adalah di kota Kairouan (153 kilometer selatan Tunis). Kota bersejarah ini didirikan Uqbah bin Nafi RA, salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, yang memimpin penyebaran Islam di benua Afrika pada tahun 670 Masehi atau 50 Hijriah.

Wisatawan dapat melihat peninggalannya berupa masjid tertua di Afrika, yang dinamai Masjid Uqbah bin Nafi. Sumber lain menyebut, masjid ini adalah masjid tertua kedua di benua Afrika setelah masjid Amr bin Asd di Fushfat, Mesir. Peninggalan lain di Kairouan yang sekarang menjadi pusat pendidikan agama Islam di Tunisia adalah kompleks makam sahabat Abu Zam’a Balawi. Kairouan juga dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan permadani.

Para penyebar agama Islam di Afrika itu masuk ke Kairouan melalui Sousse (143 kilometer selatan Tunis), kota di pesisir timur Tunisia.

Banyaknya peninggalan masa lalu dapat dengan mudah dijumpai, bahkan di pusat kota Tunis, ibu kota Tunisa, sekalipun. Saat berjalan-jalan di dua jalan utama pusat kota, yakni Habib Bourguiba Avenue dan Avenue de France, pengunjung dapat langsung bertemu dengan salah satu peninggalan itu, yakni Bab Bahr atau lebih dikenal dengan sebutan Pourte de France.

Ini adalah pintu masuk menuju Masjid Ezzitouna yang dibangun pada tahun 732 Masehi oleh Ubaidillah bin al-Habhab, Gubernur Afrika pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik dari Dinasti Umayyah. Masjid di tengah pasar di kota tua Medina ini punya nilai sejarah sebagai pusat dakwah Islam.

Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Tunis menyempatkan diri melihat Masjid Ezzitouna, selain berbelanja suvenir di kawasan Medina.


Tanzania


TANZANIA, dulu disebut Tanganyika, adalah negara cantik yang terletak di Afrika bagian Timur, beriklim tropis. Selain memiliki danau yang sangat terkenal yaitu Danau Tangayika, di sana juga terletak gunung tertinggi di Afrika, yaitu Gunung Kilimanjaro (5.985 m). Panorama alam ini diperkaya lagi oleh taman nasional margasatwa yang sangat elok dan banyak dikunjungi oleh turis, baik domestik maupun mancanegara. Berbatasan dengan banyak negara - antara lain: Kenya, Uganda, Rwanda, Burundi, Congo, Zambia, Malawi, dan Mozambique - Tanzania terdiri dari tiga pulau besar yaitu pulau Zanzibar, pulau Pemba dan pulau Mafia.

Luas Tanzania adalah 945.087 km2, jumlah penduduk sekitar 36 juta jiwa, terbagi 130 suku dalam ras Bantu. Angka pertumburian penduduk rata-rata 1,72% per tahun. angka kelahiran 39,5 per seribu dan angka kematian 17,38. Agama yang dianut: Islam (35%), Kristen (30%), sisanya masih Animisme Konsentrasi penduduk Muslim terdapat di Zanzibar, yaitu sekitrar 95% dari total penduduknya.

Bahasa nasional mereka adalah Kiswartili atau Swahili, bahasa ibu ras Bantu yang perbendaharaan kosakatanya banyak berasal dari bahasa Arab, mengingat bahasa itu semula adalah bahasa komunitas Muslim di Afrika Timur, yang akhirnya banyak digunakan oleh negara-negara Afrika bagian tengah dan timur. Selain bahasa Swahili, digunakan juga bahasa Inggris dan bahasa Arab. Bahasa Inggris banyak digunakan di lingkungan perekonomian, administrasi dan pendidikan tinggi, sedangkan bahasa Arab banyak digunakan di pulau Zanzibar.

Islam masuk ke Afrika Timur (Tanzania, Uganda dan Kenya) pada abad ke-8 M. Para arkeolog telah menemukan beberapa peninggalan Islam, antara lain koin emas, perak dan tembaga terbitan tahun 830, dan sebuah masjid tertua di Kizimkazi, tenggara Zanzibar, dibangun pada tahun 1007. Ibn Batuta pernah berkunjung ke Tanzania dan Zanzibar pada 1332 dan menyatakan bahwa sebagian besar penduduk pantai Afrika Timur adalah Muslim, dan bahasa Arab dijadikan sebagai bahasa literatur dan perdagangan. Bahkan ketika itu, Lautan India disebut Bahru! Muslim (Lautan Muslim).

Sultan Sayyid Said dari Dinasti Busaid yang berkedudukan di Muscat, Oman, pernah memim-pin Zanzibar seiama 132 tahun (1700-1832). Pengaruh kesultanan berkembang hingga mencapai Kenya dan negara-negara pantai timur Afrika lainnya.

Waktu itu bahasa Arab diadopsi oleh penduduk asli Tanzania dan Zanzibar (ras Bantu) menjadi bahan dasar bahasa lokal, Swahili. Bahasa ini kemudian berkembang sebagai bahasa komimitas Muslm Afrika Timur, diadopsi oleh banyak negara lain, antara lain Kenya, Uganda, Kongo, Madagaskar, Mauritius, dan beberapa suku di Afrika tengah dan barat. Mereka menyebutnya sebagai Bahasa Afrika Islam (Afro-Islamic Language). Kini bahasa Swahili menjadi salah satu dari tujuh bahasa utama di dunia.

Membicarakan Islam di Tanzania, tak lepas dari peran Zanzibar sebagai tempat bermulanya Islam menyebar di Afrika Timur. Ketika itu dakwah Islam dipelopori oieh Syeikh Muhyidin bin Abdullah al-Qahtany (1789-1869). Beliau adalah Perdana Menteri sekaligus Hakim Ketua (Chief Qadhi) di Zanzibar pada pemerintahan Sultan Said bin Sultan. AI-Qahtani. la banyak menulis buku dalam bahasa Arab, antara iain/l/-Sulwa fi Akhbar Kilwa dan Takalibun al-Haruf. Buku yang disebut terakhir ini sangat terkenal di Barat, karena membahas mengenai grammar bahasa Arab (nahwu).


Sudan


Negara di Afrika Tengah bagian timur ini, tak bisa dikesampingkan dari peta dunia Islam. Pertama, karena Sudan merupakan negara terluas di benua Afrika. Kedua, Sudan memiliki tokoh muslim terkemuka yang menggagas penerapan syariat Islam di sana, Dr. Hassan Turabi. Sayangnya, sejak merdeka dari Inggris pada 1 Januari 1956, negara besar ini tak pernah lepas dari konflik internal perebutan kekuasaan.

Pertikaian dan perebutan kekuasaan, sudah mewarnai Sudan sejak ribuan tahun silam. Yaitu saat Raja Aksum dari Ethiopia, menghancurkan ibu kota Kerajaan Kush, Meroe. Kota tua itu dibangun raja-raja dari dinasti Mesir yang pertama datang ke Sudan Utara, sekitar tahun 4000 SM. Selanjutnya berdirilah dua kerajaan baru yaitu Maqurra dan Alwa. Pada tahun 1500-an, Maqurra jatuh ke tangan orang-orang Arab bersamaan dengan masuknya Islam ke Sudan. Setelah melakukan perkawinan campuran dengan suku Funj, orang Arab muslim menghancurkan Alwa. Selanjutnya dinasti Funj berkuasa hingga 1821.

Selanjutnya Sudan dikuasai Turki yang saat itu berada di bawah kekuasaan Mesir yang dibacking oleh Inggris. Gubernur Jenderal Muhammad Ali, memerintah secara keras. Rakyat setempat baru dilibatkan dalam pengambilan keputusan saat Muhammad Ali digantikan Ali Khursid Agha.

Hingga 1881, tak ada pemimpin yang mengorganisasi upaya perjuangan kemerdekaan Sudan, sampai akhirnya muncul figur Muhammad Ahmad. Pasukannya berhasil menguasai Khartoum pada 26 januari 1885. Namun perjuangan itu dipatahkan oleh pasukan Mesir-Inggris. Kemerdekaan Sudan diperoleh tiga tahun setelah pada Februari 1953, Mesir dan Inggris menyepakati pemberian hak untuk mengatur pemerintahan sendiri.

Pemerintahan di wilayah seluas 2,5 juta km2 dengan penduduk 29 juta itu sendiri tak pernah benar-benar stabil. Perang saudara di Sudan merupakan konflik terpanjang dalam sejarah Afrika. Pada 1972, pernah dicapai kesepakatan damai, tapi itu tak bertahan lama. Konflik menajam antara pemerintah pusat di Sudan Utara yang mayoritas muslim dengan kelompok-kelompok etnis di selatan yang dimotori Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA).

Islam memang menjadi agama yang dianut mayoritas (73 persen) penduduk Sudan. Sementara di selatan, masih banyak yang menganut kepercayaan tradisional (16,7 persen). Sudan berbatasan dengan Mesir dan Libya di utara, Zaire di selatan, Chad dan Ethiopia masing-masing di barat dan timur. Pada Juni 1989, Jendral Omar Hassan Ahmad Al Bashir didukung oleh Dr. Hassan Turabi melakukan kudeta tak berdarah atas pemerintahan presiden Jakfar Numeri. Dwi-tunggal Bashir dan Turabi memimpin Sudan masing-masing sebagai presiden dan ketua parlemen. Besarnya pengaruh Turabi sebagai ketua Partai Kongres Nasional, menimbulkan kecurigaan pada Bashir.

Pada Desember 1999, Bashir lantas membubarkan parlemen. Tak hanya itu, Turabi juga dipecat dari jabatan ketua partai berkuasa. Turabi membalasnya dengan mendirikan partai baru. Demi mengamankan kekuasannya, Bashir melakukan konsolidasi dan meminta dukungan negara tetangga seperti Mesir, Libya dan negara Barat serta Amerika Serikat.

Negara-negara Barat, seperti juga Bashir, memang menilai Turabi sebagai tokoh berbahaya dengan gagasannya menegakkan syariat Islam. Tak heran ketika Turabi masih berpengaruh, Sudan diisolasi dari pergaulan dunia dengan berbagai tudingan miring seperti pelanggaran HAM dan terorisme.

Pertikaian internal di Sudan yang tak kunjung henti, membuat perekonomian negara ini tak berdaya. Apalagi tanah di Sudan utara sangat kering, kecuali sebagian wilayah di sekitar Sungai Nil. Sementara lahan pertanian di Sudan selatan, tak produktif karena jauh dari jalan, pasar dan tak tersentuh sarana transportasi.

Padahal Sudan memiliki potensi tambang berupa emas, bijih besi dan tembaga. Sedangkan potensi pertaniannya adalah kapas, gandum, kacang tanah dan hewan ternak. Lonjakan pertumbuhan ekonomi yang cukup berarti terjadi pada 1979, saat ditemukan deposit minyak bumi di Sudan selatan yang kemudian dieksplorasi.

Kesenjangan Sudan utara dengan selatan nyata sekali. Secara etnis, keduanya juga memiliki perbedaan. Sudan utara ditinggali oleh mayoritas keturunan Arab yang meliputi tiga perempat penduduk Sudan. Maka bahasa Arab menjadi bahasa pengantar utama di Sudan. Sementara di selatan orang Negro yang dominan dengan beragam suku.


Nigeria


Nigeria terletak di belahan Afrika Barat yang mempunyai keunikan luar biasa, antara lain didiami oleh kurang lebih 250 suku, berpenduduk padat dan mempunyai keanekaragaman agama, kepercayaan, dan budaya. Suku Hausa sebanyak 20% menguasai politik dan militer, suku Yaruba 20% mengontrol pers dan keuangan, suku Ibo 17% menguasi tanah dan minyak, suku Fulani 9% cenderung mengurusi diri sendiri.

Penduduk Nigeria terdiri dari bermacam-macam suku (250 suku), dan yang terbesar adalah suku Hausa dan Fulani 29%, Yoruba 21%, Igbo (Ibo) 18%, Ijaw 10%, Kanuri 4%, Ibibio 3,5%, Tiv 2,5%. Jumlah penganut Islam 50%, Kristen 40% dan Animisme 10%.

Bahasa nasionalnya adalah Inggris, ditambah dengan bahasa lokal: Hausa, Yoruba, Igbo (Ibo) dan Fulani.

Islam dianut oleh 50% dari total penduduk Nigeria, dan Islam mempunyai sejarah yang panjang, dan hampir menguasai seluruh Nigeria pada abad ke-11 s/d abad ke-19, sebelum kolonial Inggris menguasai Nigeria, khususnya Nigeria Utara. Penyebaran Islam di Nigeria dibagi dalam tiga periode, yaitu periode Trans Sahara dan Afrika Utara, periode Atlantik dan periode kemerdekaan.


Pada masa Trans Sahara dan Afrika Utara, bermula ketika Uqba ibn-Nafi’, sebagaimana diceriterakan oleh Ibn Abdalhakam pada tahun 667 Masehi datang ke Sahara Tengah, dan membuka rute perdagangan ke Kanem-Borno, Nigeria Utara, termasuk di dalamnya adalah perdagangan budak. Pada saat itu, perdagangan budak Afrika sangat terkenal, dan mengundang orang Barat untuk ikut ‘mencicipinya’. Rute perdagangan ini dilanjutkan oleh anak laki-l;aki Uqba, yaitu Ubaidillah ibn al-Habhab sampai ke Kerajaan Ghana karena adanya perdagangan emas, dan berlanjut sampai dengan abad ke-11. di samping melakukan perdagangan, para pedagang Muslim juga memperkenalkan misi utama ajaran Islam, yaitu mengembangkan perdamaian, keadilan dan kesejahteraan. Dengan cara demikian, akhirnya Islam dapat berbaur dengan masyarakat setempat.


Islam berkembang sangat pesat di seluruh Afrika Barat, tidak hanya di Nigeria, sehingga bahasa Arab dijadikan sebagai komunikasi internasional di kawasan itu sampai dengan abad ke-15, seiring dengan kemenangan Islam di Andalusia (sekarang Spanyol). Ketika Portugis memasuki Afrika Barat pada abad ke-15, dalam rangka perdagangan budak, maka penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi mulai berkurang. Hal ini berlanjut sampai dengan masuknya Perancis dan Inggris pada abad ke-19. Dua negara terakhir inilah yang akhirnya menguasai sebagian besar wilayah Afrika Barat.


Kerajan Mali dan Songhay mempunyai peran sangat penting dalam mendorong berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di Nigeria Utara yang dipelopori suku Hausa dan Fulani, antara lain di Kano dan Katsina (abad ke-14 dan 16).

Masa orientasi Atlantic, Maroko menginvasi Kerajaan Mali-Songhay pada tahun 1591, namun jauh sebelum itu, Kerajaan Otoman Turki telah lebih dulu menguasai Mesir dan Aljazair pada tahun 1517 dan 1525. Pada saat bersamaan, muncul kerajaan baru di Benin, Oyo, Dahomey dan Ashante, disusul kemudian kerajaan Bambara yang masih dikuasai oleh animisme. Komunitas Muslimn di wilayah tersebut mulai mengadakan jihad. Jihad pertama dilakukan oleh Uthman Don Fodiye pada tahun 1804 di Sokoto, yang meminta kepada pemerintah Sokoto yang dikuasai oleh suku Hausa memberlakukan ajaran Islam. Peradagangan budak semakin menipis, dan Eropa menghentikan kebutuhan akan budak, dan akhirnya kerajaan Oyo jatuh.

Di Nigeria banyak terdapat ratusan organisasi massa Islam (asosiasi), namun yang sangat terkenal dan sering mewarnai kehidupan beragama di sana adalah:


q Aufi

Organisasi ini mempunyai pengaruh yang besar di Afrika Barat selama beberapa abad. Misi pokoknya adalah menolak gerakan purifikasi Wahabi. Penyebaran organisasi dilakukan melalui pendekatan sufi (Qadiriyah dan Tijaniyah). Uthman Don Fodiye dari Sokoto adalah tokoh terkenal yang menganut paham ini

q Izala

Organisasi ini menolak gerakan Aufi, dan tokoh terkenal yang menjadi motor penggeraknya adalah Abubakar Gummi, Grand Qadhi dari Nothern Region Nigeria., sekaligus menjadi simbul dan pemimpin ekstrim yang anti Kristen.

q Gerakan Maitatsine

Gerakan Maitatsine menganut paham Islam ekstrim dan sangat berpengaruh pada tahun 1960-1970, dan berlanjut pada penindasan brutal pada tahun 1980-an. Pendirinya adalah Muhammad dari Marwa, Kamerun. Pada tahun 1980, 10.000 pengikut Maitatisme membuat kerusuhan di Kano, namun akhirnya dapat diredam. Pada tahun 1982 mengadakan krusuhan serupa di Kaduna, tahun 1984 di Yola, dan 1985 di Gomba, Bauchi State.

q The Nigerian Muslim Brotherhood (Syi’ah)

Gerakan ini dipimpin oleh Ibrahim Zakzaky dari Zaria. Gerakan ini mendapat inspirasi dari para Ayatullah di Iran, Sayyid Qutb dan Hassan Al-Banna dari Mesir. Oleh karena itu, paham Syi’ah sangat dijiwai oleh gerakan ini. Mereka menghendaki adanya perubahan konstitusi, bendera dan lembaga-lembaga resmi negara sesuai dengan Syari’ah

q The Muslim Students Society

Organisasi ini didirikan di Lagos oada tahun 1954 oleh Babs Fatunwa. Berkembang menjadi organisasi nasional dan menjadi anggota World Assembly of Muslim Youth (WAMY). Gerakan ini tumbuh menjadi gerakan yang radikal yang menginginkan adanya perubahan konstitusi yang dianggap sekuler.

q The Jama’atu Nasril Islam (JNI)

Organisasi ini didirikan pada Januari 1962 oleh Prof. Ahmadu Bello dari Sokoto. Beliau menjadi tokoh kunci dan jurubicara Muslim Nigeria. Sampai dengan tahun 1966, beliau aktif mempublikasikan makalah, dan pembangunan masjid. JNI sering konflik dengan Aufi dan Izala.

q The Supreme Council for Islamic Affairs (SCIA)

Organisasi ini didirikan di Kaduna pada Januari 1973. Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan Islam di seluruh Nigeria, melayani seperti menjadi penghubung komunitas Islam untuk mengadakan kontak dengan pemerintah Nigeria terhadap hal-hal yang berkaitan dengan urusan Islam. Pengaruh politik sangat kental (hebat) di tubuh SCIA, sehingga mereka sangat vokal bersuara tentang Syari’ah, Organisasi Konferensi Islam (OIC) maupun kekerasan yang terjadi antara Islam dan Kristen.


Berlakunya Syari’ah di Nigeria Utara



Untuk memberlakukannya Syari’ah di Nigeria, khususnya di Nigeria Utara terus menggema, dan tokoh yang paling terkenal untuk memperjuangkannya adalah Ahmadu Bello.

Di Nigeria, ada 36 negara bagian, dan 12 Negara Bagian diantaranya (di sebelah utara) yang menginginkan diberlakukannya Syariah. Ke-12 negara bagian tersebut adalah: Sokoto, Zamfara, Katsina, Kano, Jigawa, Yobe, Borno, Kebbi, Niger, Kaduna, Bauchi dan Gombe.


Afrika Selatan


Republik Afrika Selatan atau Uni Afrika Selatan adalah sebuah negara di Afrika bagian selatan. Afrika Selatan bertetangga dengan Namibia, Botswana dan Zimbabwe di utara, Mozambik dan Swaziland di timur laut. Keseluruhan negara Lesotho terletak di pedalaman Afrika Selatan.

Bermula dari aktivitas Syeikh Yusuf, VOC Belanda sangat khawatir dampaknya dalam bidang agama dan politik di Nusantara. Keadaan bisa bergolak terus. VOC lalu mengambil keputusan memindahkan Syeikh Yusuf ke Kaapstad di Afrika Selatan. Dalam usia 68 tahun, Syeikh Yusuf beserta rombongan pengikutnya terdiri dari 49 orang tiba di Tanjung Harapan tanggal 2 April 1694 dengan menumpang kapal Voetboog. Di tengah perjalanan badai besar menghantam sehingga membuat nakhoda Belanda, Van Beuren, ketakutan kapalnya akan tenggelam, tapi berkat wibawa dan karisma Syeikh Yusuf dia bisa tenang dan selamat sampai di Kaapstad. Akibat pengalaman tersebut, sang kapten memeluk agama Islam dan sampai sekarang keturunannya yang semua Muslim masih ada di Afrika Selatan. Syeikh Yusuf ditempatkan di Zandvliet, desa pertanian di muara Eerste Rivier, dengan tujuan supaya tidak bisa berhubungan dengan orang-orang Indonesia yang telah datang lebih dahulu. Lokasi itu di Cape Town sekarang dikenal sebagai Macassar. Bersama ke-12 pengikutnya, yang dinamakan imam-imam, Syeikh Yusuf memusatkan kegiatan pada menyebarkan agama Islam di kalangan budak belian dan orang buangan politik, juga di kalangan orang-orang Afrika hitam yang telah dibebaskan dan disebut Vryezwarten.

MENYAMPAIKAN syiar Islam, memelihara dan mempertahankan agama Islam di kalangan golongan Muslim merupakan perhatian dan aktivitas Syeikh Yusuf di Afrika Selatan. Sebagai sufi, dia mengajarkan tarekat Qadiniyyah, Shattariyyah, dan Rifaiyyah di kalangan Muslim Afrika Selatan. Dia meninggal dunia tanggal 22 Mei 1699 dan dimakamkan di Faure, Cape Town. Makamnya terkenal sebagai Karamah yang berarti 'keajaiban, mukjizat'. Sultan Gowa meminta kepada VOC supaya jenazah Syeikh Yusuf dibawa ke Tanah Airnya. Dia tiba di Goa 5 April 1705 dan dimakamkan kembali di Lakiung. Seperti makamnya di Faure, makamnya di Makkasar juga banyak diziarahi orang. Fakta bahwa Syeikh Yusuf memiliki dua makam menimbulkan spekulasi. Sejarawan De Haan percaya Belanda mengirimkan kerangka Syeikh Yusuf ke Makassar dan karena itu makamnya di Faure telah kosong. Di pihak lain, tulis Prof Azyumardi Azra dalam makalahnya, orang-orang Muslim di Cape percaya hanyalah sisa sebuah jari tunggal dari Syeikh Yusuf yang dibawa kembali. Spekulasi ini mungkin ada benarnya mengingat sebuah legenda di Goa mengenai jenazah Syeikh Yusuf yang dimakamkan kembali. Menurut legenda, pada mulanya hanya sejemput abu yang mungkin sisa-sisa jarinya yang dibawa dari Afrika Selatan. Tapi abu itu bertambah terus sampai mengambil bentuk seluruh badan penuh Syeikh Yusuf tatkala tiba di Goa. Dr Nabilah Lubis berkata kepada saya, soalnya adalah apakah yang tiba di Goa, kerangka atau keranda?



BUKTI-BUKTI PENINGGALAN SEJARAH


Banyaknya peninggalan masa lalu dapat dengan mudah dijumpai, bahkan di pusat kota Tunis, ibu kota Tunisia, sekalipun. Saat berjalan-jalan di dua jalan utama pusat kota, yakni Habib Bourguiba Avenue dan Avenue de France, pengunjung dapat langsung bertemu dengan salah satu peninggalan itu, yakni Bab Bahr atau lebih dikenal dengan sebutan Pourte de France.

Ini adalah pintu masuk menuju Masjid Ezzitouna yang dibangun pada tahun 732 Masehi oleh Ubaidillah bin al-Habhab, Gubernur Afrika pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik dari Dinasti Umayyah. Masjid di tengah pasar di kota tua Medina ini punya nilai sejarah sebagai pusat dakwah Islam.

Sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Tunis menyempatkan diri melihat Masjid Ezzitouna, selain berbelanja suvenir di kawasan Medina.

Wisatawan dapat melihat peninggalannya berupa masjid tertua di Afrika, yang dinamai Masjid Uqbah bin Nafi. Sumber lain menyebut, masjid ini adalah masjid tertua kedua di benua Afrika setelah masjid Amr bin Asd di Fushfat, Mesir. Peninggalan lain di Kairouan yang sekarang menjadi pusat pendidikan agama Islam di Tunisia adalah kompleks makam sahabat Abu Zam’a Balawi. Kairouan juga dikenal sebagai daerah penghasil kerajinan permadani.


Mesjid Raya Qarawiyin, Maroko


Mesjid ini dibangun oleh Idris II pada masa Daulat Idrisia tahun 192 H/806 M di Fez, Moroko. Mesjid ini adalah salah satu tanda peradaban Islam, pusat peribadatan dan universitas termaju dalam sejarah Islam. Sekarang universitas ini telah berubah menjadi universitas moderen yang mengajarkan ilmu-ilmu Islam dan ilmu pengetahuan moderen. Bangunan mesjid ini memiliki keistimewaan karena beratapkan marmer. Mimbarnya termasuk mimbar yang terindah yang terkenal sampai sekarang. Mesjid ini merupakan monster arsitek perpaduan Maroko-Andalusia. Dalam komplek mesjid ini terdapat perpustakaan yang cukup besar. Banyak negara yang ikut berperan dalam proyek renovasi yang dilakukan oleh beberapa penguasa di Maroko.

Mesjid Raya Sousse, Tunisia

Mesjid ini dibangun di Tunisia oleh Abul Abbas Abdullah bin Ibrahim bin Ahmad Al-Aghlabi dari Dinasti Aghaliba tahun 236 H/850 M। Mesjid ini termasuk mesjid tua tercantik dan terindah yang masih tinggal dan merupakan salah satu lambang keagungan sejarah arsitektur mesjid dalam Islam. Mihrab mesjid ini terbuat dari kayu yang dapat digerakkan yang merupakan salah satu peninggalan klasik dalam sejarah arsitektur Islam. Mihrab ini mirip dengan mihrab mesjid Zaitunah di Tunisia dan Mesjid Raya di Aljazair.

Mesjid Raya Qairawan, Tunisia

Mesjid ini dibangun oleh Uqbah bin Nafi` di kota Qairawan tahun50-55 H/670-675 M, pada masa pemerintahan Daulat Umaiah. Mesjid inipernah direnovasi oleh Hasan bin Nukman, Gubernur Maroko pada masaAbdul Malik bin Marwan. Beliau membangun menara di pojok-pojok pagarnya, sehingga mirip seperti benteng pertahanan. Mesjid ini
adalah salah satu dari empat mesjid raya pertama।

Mesjid Kampus Universitas Al-Azhar, Mesir

Mesjid ini dibangun oleh Panglima Jauhar Assiqilli di Kairo antara tahun 359-361 H/970-972 M. atas perintah khalifah Muiz Lidinillah, dari Daulat Fatimiah. Mesjid ini adalah mesjid Islam yang paling terkenal sekaligus mesjid kampus terbesar. Mesjid ini dinamakan Al-Azhar sebagai isyarat kepada Zahra, julukan Fatimah, putri Rasulullah saw. Pada masa Daulat Mamalik, untuk pertama kali mesjid ini berfungsi sebagai universitas dan pada tahun 1961 M berubah menjadi universitas moderen yang memiliki beberapa fakultas. Al-Azhar dianggap sebagai poros pemikiran Islam, politik dan ilmu-ilmu agama di Mesir dan dunia Islam. Mesjid ini memiliki lima menara dengan bermacam-macam tipe dan tiga mimbar. Di dalamnya terdapat perpustakaan yang sangat besar. (Muhammad Taufiq)



Refrensi :

1. Mufrodi, Ali, Islam di Kawasan Budaya Arab, 1997

2. Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, 2004

3. Fuad Moh, Fachruddin, Perkembangan Kebudayaan Islam, 1985




------------------------------------------------------------------------------------------